Kaitan Kerajaan di Indonesia Dengan Wangsa Sailendra



DALAM sejarah maupun tradisi lisan, baik Kerajaan Sriwijaya, Melayu maupun Tulang Bawang, keberadaannya ada yang mengkaitkannya dengan Wangsa Sailendra, yang silsilahnya disinyalir bertemu di Kerajaan Champa/Kamboja (Rajenra Sailendra). Riwayat di Pagar Dewa dan Menggala ada yang menyebut kalau raja pertama Tulang Bawang, Moulano Jadi, berasal dari Vietnam/Indocina (Hi. Assa’ih Akip, 1976). Pendapat ini bisa jadi dia diduga berasal dari Champa/Kamboja/Funan, Wangsa Sailendra. Dugaan pendapat itu bisa jadi benar, mendekati atau tidak sama sekali. Para ahli sejarah sendiri pun masih berbeda pendapat dalam hal ini. Terutama asal pendiri Kerajaan Tulang Bawang.

Dikisahkan, ketika syiar ajaran agama Hindu sudah masuk ke daerah Selapon (Lampung), mereka yang berdiam di sini mendapat gelaran Cela Indra atau dengan istilah yang lebih populer lagi dikenal sebutan Syailendra atau Syailendro yang berarti bertahta raja. Ada pula menyebut gelar Sailendra berarti satu raja. Gelar Cela Indra/Syailendra/Selendra, penafsirannya diartikan sama dengan Wangsa Sailendra.

ÅšailendravamÅ›a atau Wangsa Sailendra, nama wangsa atau dinasti raja-raja yang juga berkuasa di Sriwijaya dan di MdaÅ‹ (Kerajaan Medang), Jawa Tengah sejak tahun 752. Sebagian besar raja-rajanya penganut agama Budha Mahayana. Meskipun peninggalan dan manifestasi wangsa ini kebanyakan terdapat di dataran Kedu, Jawa Tengah, asal-usul wangsa itu masih diperdebatkan. Di samping berasal dari Jawa, daerah lain seperti Sumatera atau bahkan India dan Kamboja, sempat diajukan sebagai asal mula wangsa ini.

Ketika syiar ajaran agama Hindu sudah masuk ke daerah Selapon (Lampung), mereka yang berdiam di sini mendapat gelaran Cela Indra atau dengan istilah yang lebih populer lagi dikenal sebutan Syailendra atau Syailendro yang berarti bertahta raja.
Di Indonesia, nama Åšailendravamsa dijumpai pertama kali dalam Prasasti Kalasan bertahun 778 Masehi (Åšailendragurubhis; ÅšailendrawaÅ„Å›atilakasya; Åšailendrarajagurubhis). Kemudian, nama itu ditemukan didalam Prasasti Kelurak bertahun 782 Masehi (ÅšailendrawaÅ„Å›atilakena), Prasasti Abhayagiriwihara bertahun 792 Masehi (DharmmatuÅ„gadewasyaÅ›ailendra), Prasasti Sojomerto dari sekitar tahun 700 Masehi (Selendranamah) dan Prasasti KayumwuÅ„an bertahun 824 Masehi (ÅšailendrawaÅ„Å›atilaka). Di luar Indonesia, nama ini ditemukan dalam Prasasti Nalanda di India dan Prasasti Ligor bertahun 775 Masehi.

Mengenai asal-usul keluarga Åšailendra banyak dipersoalkan beberapa sejarawan. Berbagai pendapat telah dikemukakan sejarawan dan arkeologis dari berbagai negara. Ada yang mengatakan, keluarga Åšailendra berasal dari Sumatera, India dan Funan. Majumdar beranggapan, keluarga Åšailendra di Nusantara, baik di Sumatera maupun Jawa berasal dari Kalingga (India Selatan). Pendapat yang sama dikemukakan pula oleh Nilakanta Sastri dan Moens. Moens menganggap, keluarga Åšailendra berasal dari India yang menetap di Palembang sebelum kedatangan Dapunta Hyang. Tahun 683 Masehi, keluarga ini melarikan diri ke Jawa. Karena terdesak oleh Dapunta Hyang dengan bala tentaranya.

George Cœdès berpendapat lebih condong kepada anggapan Śailendra berasal dari Funan (Kamboja). Karena kala itu terjadi kerusuhan mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Funan. Keluarga kerajaan menyingkir ke Jawa dan muncul sebagai penguasa di Medang pertengahan abad ke 8 Masehi dengan menggunakan nama keluarga Śailendra. Namun teori ini diyakini tidak terbukti kuat. Karena beberapa prasasti dan catatan sejarah menyatakan sebelum bermukim di Jawa, keluarga Sailendra telah bermukim turun temurun di Sumatera. (Akhmad Sadad)
Share on Google Plus

About Unknown

2 komentar: